Friday, May 22, 2009

sweet revenge

Malam itu, sebuah UFO terbang rendah di atas atap rumahmu.
Berdesing cepat tanpa menimbulkan sedikit pun suara.
Bersinar sangat terang tanpa bisa mengganggu manusia yang sedang terlelap.
Alien di dalamnya sedang berdiskusi. Sepertinya diskusinya sangat alot. Lama sekali mereka rapat.
Sampai akhirnya si pimpinan alien pergi meninggalkan ruang rapat dan sisanya pergi ke kokpit.
Sampai pada akhirnya muncul setitik sinar yang berakhir di atap rumahmu.
Kecil sekali sebesar ujung pensil.
Lama kelamaan membesar.
Sinarnya meliputi setiap jengkal rumahmu.
Sepertinya mereka akan menghisap rumahmu.
Lalu.
Lalu.
Lalu, sinar itu menghilang seperti kehabisan baterai.
Lalu, UFO beserta para alien pergi, hilang, terbang, atau lari terbirit-birit?
Mereka pergi terburu-buru.
Tidak ada yang berubah atau hilang. Setidaknya kelihatannya tidak ada yang ganjil dari luar.


Paginya, Ibumu masuk ke kamar kamu. Dan hanya bisa berdecak kecewa. Putranya belum pulang juga.
Pasti dia tertidur di rumah temannya.

Sudah siang dan kamu belum muncul juga.
Ibumu khawatir, sangat khawatir.
Dia berkali-kali mencoba menelfonmu, tapi tak kau angkat.
Ternyata kau tinggalkan ponselmu di kamar, tertimbun bantalmu.
Baiklah. Sekarang Ibumu sangat khawatir.
Dia menelfon Ayahmu. Ayahmu panik tapi berusaha tenang.
Dia bilang Ibumu harus menelfon polisi. Ibumu menuruti perkataan suaminya.
Tapi sayang, kata polisi mereka baru bisa mencarimu kalau kamu tak kunjung pulang besok.
Rasanya Ibumu akan terkena serangan jantung.
Kasihan dia.


Di dalam pesawat induk, para alien sibuk mengamati kamu. Bertanya-tanya dalam hati apa yang telah kamu perbuat hingga tidur di kapsul utama kapal mereka?
Pimpinan mereka mengatakan bahwa kamu adalah tawanan. Dan mereka harus segera menyiapkan senjata rahasia mereka yang tiada duanya.
Kamu dibius.
Saat mereka sudah siap, mereka memasukkan kamu ke dalam sebuah alat seperti goa sempit yang sangat panjang. Alat itu dioperasikan oleh sebuah mesin yang hanya bisa diaktifkan oleh si pemipin dengan men-scan sidik jarinya.

Didalam alat itu sangat gelap. Kamu pun tak akan menyadari kalau kamu sudah sadar saking gelapnya.
Seperti mesin photocopy, ada sebuah sinar terang melewati kamu.
Detik berikutnya kamu pusing.
Detik berikutnya kamu hanya melihat bintang kecil.
Detik berikutnya gelap gulita.
Detik berikutnya tak ada suara.
Detik berikutnya, mereka dengan baiknya memutarkan kamu suatu video yang sepertinya kamu sukai sampai kamu tidak berkedip sedetik pun.
Detik berikutnya kamu muncul di ujung lorong alat itu.

Detik berikutnya kamu baru sadar hanya ada aku di pikiranmu.

0 comments: