Friday, June 5, 2009

ayunan

Hari ini aku bermain ayunan.
Menyenangkan sekali. Sangat menyenangkan.
Seberapa pun seringnya aku bermain ayunan tidak akan mengurangi lebarnya senyuman di wajahku saat merasakan hembusan angin menggelitik telingaku.
Dan aku selalu menyukai sensasi yg ditimbulkan oleh desiran angin mengacak-acak rambutku.
Dan aku selalu suka menantang matahari bersama ayunanku dan saat aku harus menyipitkan mataku saat menatap angkuhnya matahari.
Aku tidak pernah bosan bermain ayunan.

Tapi permainan di ayunan hari ini jauh lebih menyenangkan. Walaupun aku memainkannya sendirian. Tapi rasanya ada yang berbeda.
Sepertinya aku melihat kilatan berwarna perak setiap aku mengayun.
Dan lebih banyak kilatan saat aku mengayun lebih kencang.
Seperti bubuk ajaib yang dapat mengabulkan permintaan. Tapi bubuk perak ajaib ini menimbulkan kebahagian luar biasa untukku.
Sayang, kilatan perak itu kini memudar perlahan.
Semakin lama semakin sedikit walaupun aku mengayun semakin kencang.

Lalu tiba-tiba aku melihat satu buah gelembung kecil rapuh yang sangat indah. Lama-lama gelembungnya semakin banyak.
Cantik sekali saat tertimpa sinar matahari.
Beterbangan kacau karena terhambur oleh ayunan yang ku lakukan.
Andai aku mengenal siapa gerangan yang meniupkan begitu banyak gelembung ini. Pasti asik sekali bermain gelembung.
Aku senang sekali. Aku mengayun semakin kencang. Sangat kencang.
Hanya deru angin yang terdengar olehku. Aku tak peduli. Aku menikmati gelembung-gelembung cantik itu bermain bersamaku.
Oh tidak! Kemana gelembung itu?ah sepertinya gelembung cantik itu akan menghilang juga.

Aku tetap mengayun dan berharap ada keajaiban kecil lainnya yang muncul saat ku mengayun. Tapi setelah sekian lama aku berayun, tak ada yang terjadi.
Hanya angin yang muncul setiap aku mengayun.
Aku mengayun lebih cepat sampai aku pusing, tapi tetap saja sesuatu yang ku tunggu itu tidak muncul kembali.
Ah yasudahlah. Sepertinya hariku tak akan menyenangkan lagi.
Baiklah aku akan pulang.
Cukup bermain ayunannya hari ini. Mungkin besok aku akan lebih beruntung melihat lebih banyak gelembung dan kilatan warna perak bahkan mungkin emas.

Aku mengayun semakin pelan. Tidak mengayun sama sekali bahkan.
Tapi sepertinya aku akan duduk diayunan ini lebih lama. Langit terlalu indah untuk aku lewati.
Duduk berayun di atas bukit menjelang matahari terbenam memang hal yang paling menarik untuk dilakukan saat bermain ayunan.
Andai aku tidak menyaksikan indahnya langit ini seorang diri.
Aku memastikan kembali keberadaan ku di bukit itu. Ya, aku seorang diri. Tidak ada orang lain disini.
Jadi tadi aku pasti berhayal?
Aku pun kaget betapa tingginya imajinasiku, saking tingginya sampai terasa begitu nyata.

Matahari sebentar lagi menghilang, langit berubah warna.
Aku harus pulang sebelum gelap! Kalau tidak aku akan tersesat atau Ibuku tidak mau membukakan aku pintu.
Akhirnya aku beranjak pergi dari ayunan. Memastikan bahwa tadi aku hanya berkhayal. Dan berjalan pulang.

Tapi tanpa aku sadari, ada seseorang yang bersembunyi dibalik semak-semak yang sedang tersenyum. Sepertinya dia sudah mengamatiku
sedari tadi. Dan sekarang dia berharap aku akan kembali besok.
Dia yang menciptakan setiap detil keajaiban kecil yang aku suka tadi.

Tapi kami tidak mengenal satu sama lain.

0 comments: